Gubernur DKI Pramono Anung Jawab Komeng: Banjir Jakarta Bukan Semata Kiriman dari Jabar
Dalam pernyataannya di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (17/9), Pramono menyampaikan bahwa penyebab banjir di Jakarta tidak bisa dilihat secara tunggal. Menurutnya, ada tiga faktor utama yang menyebabkan banjir di Jakarta.
"Satu karena banjir kiriman dari atas, apakah itu karena hutannya ditebang dan sebagainya. Terjadi kemudian kiriman ke Jakarta," kata Pramono.
Faktor kedua, lanjut Pramono, adalah hujan lokal yang mengguyur Jakarta. Ia menyebut banjir jenis ini biasanya diperparah oleh tersumbatnya saluran air akibat sampah maupun sedimentasi.
"Memang ada juga banjir yang diakibatkan karena internal ataupun masyarakat Jakarta sendiri," ujarnya.
Sedangkan faktor ketiga adalah naiknya permukaan air laut atau rob. Untuk mengantisipasi hal ini, Pramono menyebut Pemprov DKI Jakarta telah menyiagakan lebih dari 600 pompa air yang siap beroperasi kapan saja jika terjadi genangan."Pengalaman kita, tiga-tiganya sekarang ini relatif, kalau terjadi banjir di Jakarta pasti tidak lama. Karena kami mempunyai pompa 600 lebih yang selalu kita standby-kan," jelas Pramono.
Sebelumnya, dalam rapat di DPD RI, Senayan, Jakarta pada Selasa (16/9), Komeng menyampaikan keluhannya kepada Menteri Kehutanan Raja Juli soal terus berkurangnya kawasan hutan di Jawa Barat. Ia juga menyinggung bahwa Jabar sering menjadi pihak yang disalahkan setiap kali banjir terjadi di Jakarta.
"Kadang-kadang banjirnya di Jakarta, tapi kita selalu disalahkan," ujar Komeng.
Dengan gaya khasnya sebagai komedian, Komeng menyindir kondisi wilayah Jakarta yang dulunya identik dengan nama-nama hutan, namun kini tak lagi memiliki ruang hijau yang memadai.
"Seperti banjir katanya datang dari Jabar. Karena Jakarta sendiri seperti Utan Kayu dan Utan Panjang sudah tidak ada. Walaupun hewan sudah masuk ke tol, seperti kijang — dan kijang itu Kijang Innova ya," selorohnya.
Pernyataan Komeng tersebut memicu diskusi serius terkait pentingnya kolaborasi lintas wilayah dalam menangani persoalan banjir, termasuk pelestarian hutan dan pengelolaan tata ruang yang berkelanjutan.
Mutiara NA
Posting Komentar