BPI Danantara Tanggapi Kritik Menkeu Terkait Investasi di SBN: Pilihan Sementara untuk Instrumen Likuid

Table of Contents


Jakarta, Monitor Pos – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menanggapi kritik dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai rencana penempatan sebagian dana ke Surat Berharga Negara (SBN). Chief Investment Officer BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa langkah tersebut bersifat sementara dan merupakan bagian dari strategi awal dalam memulai kegiatan investasi Danantara.

"Ini untuk bisa Danantara Investment mulai. Kita hanya punya waktu dua bulan, jadi kita harus mencari instrumen yang paling cepat dan paling likuid. Salah satunya adalah pasar obligasi," ujar Pandu saat ditemui di Hotel Luwansa, Jakarta, Kamis (16/10).

Pandu menjelaskan bahwa selain obligasi, Danantara juga menargetkan investasi di instrumen pasar modal yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, seperti saham publik. Namun, menurutnya, pasar saham Indonesia masih perlu didorong agar memiliki likuiditas yang memadai.

"Ya, kita mau masuk ke public market equity, tapi butuh likuiditas yang lebih besar. Saat ini turnover kita hanya US$ 1 miliar per hari, harus ditingkatkan jadi 5 hingga 8 miliar dolar per hari. Jangan kalah dengan India, contohnya," jelasnya.

Ia menambahkan, salah satu fokus utama Danantara ke depan adalah memperdalam pasar modal domestik agar dapat menjadi penopang utama pertumbuhan investasi nasional.

"Jadi ini salah satu hal yang perlu kita fokuskan, bagaimana memperdalam pasar modal di Indonesia," pungkas Pandu.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang juga merupakan anggota Dewan Pengawas BPI Danantara, mengkritik keputusan lembaga tersebut untuk menempatkan dana dari dividen BUMN ke obligasi pemerintah. Menurutnya, langkah itu kurang mencerminkan peran strategis Danantara sebagai pengelola investasi nasional.

"Dan sebagian (dividen) katanya akan ditaruh di obligasi, penyelenggaraannya ke pemerintahan lagi. Saya sempat mengkritik, kalau Anda taruh obligasi begitu banyak di pemerintahan, keahlian Anda apa?" kata Purbaya usai rapat Dewan Pengawas perdana BPI Danantara di Wisma Danantara, Rabu (15/10).

Meski begitu, Purbaya mengakui bahwa pihak Danantara telah memberikan klarifikasi bahwa penempatan dana ke obligasi hanya bersifat sementara, mengingat proyek-proyek investasi jangka panjang masih dalam tahap perencanaan.

"Mereka bilang ini hanya untuk tiga bulan terakhir karena belum sempat membuat proyek ke depan. Akan mereka perbaiki," ujar Purbaya.

Langkah Danantara ini menjadi sorotan publik karena besarnya dana yang dikelola dan harapan terhadap perannya dalam membiayai proyek strategis nasional, termasuk di antaranya pembiayaan utang proyek kereta cepat Whoosh.

Shinta 


Posting Komentar