Perwakilan Himasal Jabodetabek Datangi Kantor Trans7, Minta Klarifikasi dan Pertanggungjawaban atas Tayangan Kontroversial
Direksi Trans7 Temui dan Minta Maaf Langsung ke Alumni Lirboyo. Foto: Ahsan/detikhot Foto: dok detikcom
Penasihat Himasal Jabodetabek, Rasyud Syakir, menjelaskan bahwa kedatangan mereka merupakan bentuk protes sekaligus langkah dialogis atas konten yang dianggap tidak pantas.
"Kami mendatangi Trans7 dalam rangka mengklarifikasi terkait dengan berita yang tidak mengenakkan, bahkan membuat kegaduhan,” ujar Rasyud Syakir kepada awak media.
Dalam pertemuan tersebut, pihak Himasal menyampaikan lima poin tuntutan kepada manajemen Trans7, yang dinilai perlu segera ditindaklanjuti. Kelima poin tersebut berisi permintaan klarifikasi, permintaan maaf terbuka, evaluasi internal, komitmen terhadap konten edukatif dan religius, serta sanksi terhadap pihak produksi yang terlibat.
Pihak Trans7, melalui Program Director Andi Chairil, menerima kedatangan perwakilan Himasal dengan tangan terbuka. Ia mengakui adanya kelalaian dalam proses penayangan dan menyampaikan permohonan maaf secara langsung.
"Trans7 mengakui kelalaian, walaupun itu materi atau konten dari PH (Production House), tetapi Trans7 tidak lepas dari tanggung jawab untuk itu. Kami menyampaikan permohonan maaf ini juga kepada keluarga Kiai Haji Anwar Mansur, bersama santri, pengasuh, dan para alumni,” ujar Andi Chairil.
Lebih lanjut, Andi menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan tanggapan resmi terhadap tuntutan Himasal secara tertulis dalam waktu 1x24 jam. Ia juga menegaskan komitmen Trans7 untuk lebih berhati-hati dalam menayangkan konten ke depannya.
"InsyaAllah dalam waktu dekat kami akan bertabayun dengan keluarga Pak Kiai. Berkaitan dengan Hari Santri, kami pun akan membuat sebuah tayangan yang merupakan salah satu bentuk tanggapan terhadap tuntutan tersebut,” tambahnya.
Terkait kemungkinan sanksi terhadap rumah produksi yang membuat konten tersebut, Andi menyebut hal itu sedang menjadi pertimbangan serius di level direksi.
Pertemuan diakhiri dengan harapan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Baik pihak Himasal maupun Trans7 sepakat bahwa insiden ini harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh insan media, khususnya dalam mengangkat isu-isu keagamaan dan budaya secara lebih sensitif, santun, dan edukatif.
@Iyus
Posting Komentar